Jumat, 01 April 2011

Amonia Removal


Di beberapa industri di dapatkan bahwa kandungan Ammonia yang tinggi, sehingga di perlukan treatment khusus di dalam unit IPAL yang ada. Proses Ammonia Removal ini umum di sebut dengan proses Nitrifikasi dan Denitrifikasi.
Nitrifikasi adalah proses peruraian Ammonia menjadi Nitrat dan kemudian menjadi Nitrit dengan bantuan bakteri nitrosomonas. Sedangkan Denitrifikasi adalah kelanjutan dari proses nitrifikasi yaitu proses peruraian dari Nitrat menjadi Nitrogen dengan bantuan bakteri nitrobacter.
Design IPAL yang sudah umum dan teruji untuk proses ini adalah Banderpho Process. Beberapa parameter yang harus di kontrol untuk mendapatkan proses ini berjalan bagus adalah:
1.    Retention time yang panjang, sistem aerobik yang di pergunakan haruslah tipe Extended Aeration atau Oxydation Ditch yang mempunyai RT di atas 24 jam dan low rate system. Plug flow aerobik sulit di jadikan untuk proses Nitrifikasi ini karena retensi yang pendek.
2.    Semakin rendah temperatur yang ada, maka semakin lama retention time yang di butuhkan.
3.    Di butuhkan Karbonat / nilai alkaliniti sebanyak 7.1 kali lebih besar dari pada Ammonia inlet yang diolah. Karbonat yang di pergunakan biasanya Na2CO3 atau CaCO3.
4. pH di atur minimal 7.5 hingga 9.0, beberapa referensi bahkan hingga pH 10.0
5.         Di tambahkan Karbon untuk proses denitrifikasi, biasanya di pergunakan MeOH (methanol) sebesar kandungan nitrat yang terbentuk.

ISO 14001:2004


SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
Perkembangan industri dewasa ini telah menyebabkan krisis lingkungan dan energi. Bermula dari dampak industri inilah maka organisasi dan industri dituntut untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap konservasi lingkungan. Berdasarkan kondisi ini, maka tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban organisasi dan industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi meningkat. ISO 14001:2004 telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju yang secara sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan sejak dini untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa depan.

ISO 14001:2004 dibangun atas dasar elemen – elemen yang menetapkan :
1. Spesifikasi aspect dan dampak lingkungan
2. Prosedur dan instruksi kerja yang akurat
3. Proses yang konsisten
4. Kesesuaian dengan tujuan dan target organisasi dalam meningkatkan kinerja lingkungan
5. Minimasi limbah
6. Keterkaitan dengan peraturan dan perundangan
7. Konsistensi hasil, kejujuran penerapan dan deskripsi produk yang cermat
8. Evaluasi kinerja
9. Kesehatan dan keselamatan pekerja
10. Komunikasi ke pihak – pihak terkait perlindungan lingkungan

ISO 14001:2004 adalah sistem manajemen yang dinamis, dimana dapat diterapkan bersama system manajemen mutu ISO 9001:2000 dan dapat disesuaikan dengan perubahan organisasi dan industri, perubahan peraturan / perundangan yang berlaku maupun perubahan ilmu dan teknologi.

Keuntungan dari penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2004 adalah :
1. Perlindungan lingkungan
2. Manajemen lingkungan yang lebih baik
3. Meningkatkan citra dan image perusahaan hubungan yang lebih baik dengan masyarakat sekitar
4. Meningkatkan daya saing perusahaan
5. Kepercayaan dan kepuasan pelanggan
6. Menekan resiko yang membahayakan lingkungan dan pekerja
7. Menekan biaya produksi

Prosedur Keselamatan Kerja Menggunakan Peralatan Las Oksi-Asetilin


Seperti halnya cara pengelasan yang lain, las oksi-asetilin digunakan untuk menyambung dua bagian logam secara permanen dengan atau tanpa bahan pengisi. Namun perlu diketahui peralatan las oksi-asetilin memerlukan prosedur keselamatan kerja yang berbeda dan lebih ketat.
Las oksi-asetilin menggunakan nyala api hasil pembakaran gas asetilin dan gas oksigen (zat asam) untuk memanaskan bagian logam yang akan disambung dan mencairkan bahan pengisinya. Las oksi-asetilin banyak dipakai untuk pekerjaan perbaikan body otomotif dan pemotongan logam. 
Saat bekerja menggunakan las oksi-asetilin, operator las harus memahami prosedur keselamatan kerja karena sangat berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran atau ledakan. Bahaya kebakaran dapat dipicu oleh nyala api dan percikan bunga api yang mengenai bahan-bahan mudah terbakar. Sedangkan ledakan biasanya ditimbulkan oleh kesalahan dalam menggunakan peralatan las oksi-asetilin khususnya tabung asetilin dan pembakar.
Prosedur keselamatan kerja sewaktu menggunakan las oksi-asetilin menekankan kepada tindakan pengamanan terhadap peralatan utamanya. Peralatan tersebut terdiri dari tabung gas, regulator, pembakar, dan selang las.

Tabung Gas
Tabung gas digunakan untuk menyimpan gas (asetilin dan oksigen) yang dibakar secara bersama dengan komposisi berbeda sehingga menghasilkan nyala api. Tabung gas terdiri dari satu tabung gas oksigen dan satu tabung gas asetilin.
Tabung gas asetilin berisi gas yang dimampatkan dengan volume 40 liter dan tekanan hingga 15 bar. Tabung gas oksigen sendiri dapat diisi dengan gas sebanyak 74,5 m3 dengan kadar oksigen murni 99,5% dan tekanannya sebesar 151 bar. Tindakan pengamanan yang dilakukan adalah:
  • Menghindarkan tabung gas dari segala macam jenis minyak dan pelumas.
  • Melindungi tabung gas dari benda panas dan terik matahari secara langsung serta kemungkinan bersentuhan dengan  kabel listrik.
  • Menempatkan tabung gas ditempat yang aman dari benturan atau pukulan benda keras.
  • Tidak mengubah, mencabut dan menukar tanda pada tabung gas.
  • Pemakaian gas harus selalu melalui regulator.
  • Jangan menarik tutup pengaman sewaktu mengangkat atau memindahkan tabung gas.
  • Apabila terjadi kebocoran tabung gas, segera bawa keluar ruangan.

Regulator
Regulator terpasang di masing-masing tabung oksigen untuk mengatur keluarnya gas dari dalam tabung menuju pembakar melalui selang las. Regulator memiliki dua buah manomenter untuk mengetahui tekanan isi gas di dalam tabung yang disebut manometer tekanan isi. Manometer tekanan kerja untuk melihat tekanan kerja yang dipakai mengelas. Tindakan pengamanan alat ini meliputi:
  • Tangan atau sarung tangan harus dibersihkan dari minyak atau pelumas sebelum memegang regulator.
  • Saat memasang regulator, bagian yang harus dipegang adalah badan regulator bukan pada manometernya.
  • Katup regulator harus dalam keadaan tertutup saat akan membuka kran tabung. Cara membuka katup regulator dilakukan dengan memutar baut pengatur berlawanan arah jarum jam hingga longgar.
  • Putar baut pengatur tekanan kerja secara perlahan saat mengatur tekanan kerja agar tidak merusak membran manometer.
  • Saat dilakukan pengaturan tekanan kerja pada regulator, posisi badan berdiri di samping.
  • Regulator yang sudah rusak harus segera diganti untuk pemakaian selanjutnya.

Pembakar/ Brander (Torch)
Pembakar digunakan untuk mencampur gas oksigen dan gas asetilin dengan perbandingan tertentu sesuai keperluan kerja. Pembakar terdiri dari dua macam yaitu pembakar pengelasan biasa dan pembakar pemotongan. Prosedur keselamatan kerja menggunakan pembakar adalah:
  • Pembakar tidak boleh disentuh atau dipegang oleh tangan atau sarung tangan yang terkena minyak atau pelumas.
  • Tidak diperkenankan menggunakan mulut pembakar untuk mencungkil atau memukul karena kerusakan pada mulut pembakar dapat menyebabkan nyala balik.
  • Bersihkan mulut pembakar dari kotoran yang menyumbat secara berkala menggunakan alat penusuk khusus.
  • Bibir mulut pembakar harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan bilah kayu lunak sambil membuka kran tabung oksigen.
  • Mematikan api yang menyala dari pembakar apabila tidak dipakai.
  • Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, simpan dan rawatlah pembakar dengan benar dan teratur.

Selang Las
Selang las menghubungkan tabung gas dengan pembakar las untuk mengalirkan gas oksigen dan asetilin. Selang gas oksigen berwarna hitam atau biru dan selang gas asetilin berwarna merah. Prosedur keselamatan kerja menggunakan selang las adalah:
  • Selang las tidak boleh terkilir dan terjepit saat dipakai.
  • Selang las tidak boleh bersentuhan dengan nyala api, bunga api, benda panas, benda tajam, dan segala jenis minyak atau pelumas.
  • Pemeriksaan selang las secara berkala dilakukan agar tidak terjadi kebocoran, hangus, dan sambungan longgar.
  • Jangan menggunakan kawat, plastik, atau isolasi untuk menutup kebocoran. Bagian yang bocor harus dipotong dan disambung kembali menggunakan alat penyambung, pengikat, atau penjepit khusus selang.
  • Gulung selang dengan rapi setelah menggunakannya.
Tata cara yang tepat dalam menggunakan peralatan las oksi-asetilin sangat menguntungkan efisiensi peralatan dan memberi rasa aman bagi operator las. Maka dari itu, pemahaman dan kesadaran operator las terhadap keselamatan kerja las oksi-asetilin akan mengurangi resiko kecelakaan kerja.

Confined Space (Ruang Terbatas)


Bekerja diruang Terbatas (Confined Space)

I.      Ruang Lingkup
1.1     Standar minimal bekerja diruang terbatas adalah meminimisasi potensi kecelakaan kerja
1.2     Identifikasi area ruang terbatas
1.3     Memastikan kondisi kerja aman
1.4     Mengetahui risiko/bahaya yang mungkin timbul
1.5     Menjalankan prosedur/instruksi kerja

II.    Tujuan
2.1     instruksi kerja pada ruang terbatas menjelaskan tata cara dan prilaku aman pada saat bekerja

III.  Uraian
3.1     Bekerja pada ruang terbatas sangat berbahaya, hal ini dikarenakan terdapat berbagai peluang bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan dan bahkan kematian terhadap pekerja.
Terdapat peluang hadirnya gas yang bersifat racun yang disebabkan oleh  berbagai kondisi fisik seperti suhu dan kelembaban serta material yang tersimpan ditempat tersebut.

IV. Uraian Instruksi Kerja
4.1     Periksa area kerja terlebih dahulu
4.2     Perizinan untuk pekerjaan terkait, izin kerja diperoleh dari manajemen top serta diketahui oleh departemen yang terkait.
4.3     Pastikan sebelum pekerja memasuki tempat terbatas, periksa terlebih dahulu kadar oksigern cukup dan tidak terdapat gas berbahaya lakukan dengan gas tester dan jika perlu lakukan blowing untuk memasukkan oksigen
4.4     Pekerja menggunakan APD dan mematuhi prosedur yang telah ditetapkan.
4.5     Pekerjaan dilakukan minimal 2 orang, 1 orang menunggu diluar untuk pengawasan dan 1 orang berikutnya masuk ke ruang terbatas. 

Hot Work in Confined Space
PENGELASAN & PEMBERSIHAN DI CS
CARA PEMBERSIHAN CONFINED SPACES ( Storage Tank ) :
A. Mencuci/mengisi dgn air dingin
B. Pembersihan dgn Air bertekanan
C. Meniup dgn Udara (Air Blowing).
D. Pembersihan dgn uap air panas
E. Mencuci dgn Larutan Ditergent panas (sodium Silicate / Sodium Phosphate)
F. Mencuci dgn Larutan Alkali panas (Caustic Soda)

TATA CARA PENGELASAN TANGKI EX. FLAMABLE LIQUID
1.    Setelah tangki dinyatakan kosong, biarkan suhu & tekanan liquid dalam kondisi stagnan/stabil.
2.    Bersihkan/cuci dgn air dingin hingga air keluar lewat manhole, selanjutnya blow dgn gas Inert ( N2 ) dan buka manhole bagian atas.
3.    Periksa gas sisa dgn Detektor gas.
4.    Isi tangki dgn Dry Ice ( air dingin ) stengah tangki selebihnya isi dengan gas Inert (N2).
5.    Siapkan Safety Permit, APD, Hydrant, regu penolong dan Ambulance.
6.    Pekerjaan bisa dimulai jika sdh ada Safety permit dari tenaga ahli.

PROSEDUR KERJA AMAN PENGELASAN DI CONFINED SPACES
Pekerja diperbolehkan melakukan pekerjaan bila :
1.    Seorang Safety officer telah melakukan pengecekan, apakah CS tidak mengandung gas Tosik & mudah terbakar serta kadar Oksigen dalam kondisi normal 19,5% – 23%.
2.    Pada manhole telah diberi tanda Aman “ telah diuji dan Aman untuk dimasuki “ oleh petugas Safety.
3.    Pekerja telah diberi wewenang untuk memasuki CS. Sebelum masuk harus memakai BA, Safety Belt, Safety Line dan di luar CS harus ada seorang yg stand by memonitor pekerja.
4.    Harus ada Alat Pelindung Diri yang memadai, terawat dan selalu siap pakai.




UNTUK MENCEGAH KEBAKARAN & PELEDAKAN PD PENGELASAN TANGKI
1.    Lakukan pengecekan apakah pd lubang tangki sdh dipasang tanda aman.
2.    Periksa apakah lempeng baja tdk terdapat bahan yg mudah terbakar.
3.    Bahan mudah terbakar (kain majun, kertas, olie bekas) yg berada disekitar pengelasan hrs segera dipindahkan.
4.    Pekerjaan PANAS tidak boleh dilakukan jika CS sdg dilakukan pengecatan.
5.    APAR harus selalu tersedia dilokasi pengelasan.
6.    Selama “ Hot Work “ udara bersih hrs ttp mengalir ke dalam CS.
7.    Pekerja hrs memekai Air Supply Respirator, mengingat pd proses Hot Work timbul FUMES yang sangat Tosik.
8.    Bila terdapat uap yg mdh terbakar, semua peralatan harus tahan thdp percikan api & ledakan.
9.    Jika di dalam tangki tdpt gas/uap beracun & Pyroporics ( diborane,Iron Sulfida ) maka manhole tidak boleh dibuka. Blowing dgn udara juga tidak boleh. Tetapi harus dilakukan dahulu pencucian dgn Dry Ice.

PENGURASAN TANGKI ASAM SULFATE ( H2SO4 )
1.              Kosongkan tangki dgn pompa penghisap.
2.              Biarkan suhu & cairan dlm kondisi stabil.
3.              Block/kunci valve pompa & semua koneksi yg kearah tangki.
4.              Buka manhole atas/bawah, pasang Air Blowing.
5.              Blow down sisa cairan melalui Drain Valve, sementara sisa gas ( SO2,H2,CH4,CO,CO2 ) dibuang melalui manhole atas.
6.              Periksa konsentrasi gas O2 & gas lain yg tersisa dgn detektor gas.
7.              Safety Officer memastikan bahwa dlm tangki benar-benar aman.
8.              Setelah dinyatakan aman oleh petugas Safety, pasang tanda “ telah diuji & aman untuk dimasuki “. Jika kondisi belum aman, pasang tanda “ Bahaya dilarang Masuk “.
9.              Siapkan peralatan APD ( Air suply Respirator, Fullface Mask, Safety Permit, Team PPGD dan mobil Ambulance ).
10.          Pola kerja hrs dlm bentuk team, ada yg stand by diluar sbg pengawas dan regu penolong.
11.          Harus saling komunikasi antara pekerja dan pengawas
12.          Harus disiplin terhadap waktu
13.          Bagi pengawas dilarang meninggalkan tempat, sebelum pekerjaan selesai.
14.          Jika terjadi keadaan darurat, segera evakuasi, amankan seluruh pekerja dari dlm tangki dgn peralatan yang tersedia.

Pekerjaan dinyatakan selesai, bila ada rekomendasi dari Safety & safety Permit dicabut/ditutup kembali.