Minggu, 05 Desember 2010

Konsep Teknologi Penanganan Pengelolaan Air Limbah

          Sistem dan teknologi yang akan diterapkan dalam program pembangunan sanitasi di tentukan berdasarkan besaran kebutuhan pelayanan (basic servis dan basic needs). Kebutuhan pelayanan air limbah ini sejalan dengan arah perkembangan perkotaan dan kependudukan. Pertimbangan ini dilakukan untuk melihat kelayakan sistem yang diterapkan.
Untuk memilih teknologi pada sarana domestik harus disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial budaya setempat. Sistem yang dapat diterapkan untuk menangani dan mengelola air buangan pada suatu daerah terbagi atas 3 sistem yaitu :

















Gambar 4.4 Diagram Alir Petunjuk Pemilihan Untuk Teknologi Pembuangan Air Limbah


Sistem Terpusat (Off-Site)
Sistem terpusat yaitu sistem dimana air limbah dari seluruh daerah pelayanan dikumpulkan dalam riol pengumpul, yang kemudian dialirkan ke dalam riol kota menuju tempat pengolahan dan baru dibuang ke badan air penerima.






Gambar 4.5 Penyaluran air Limbah Sistem Terpusat

Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian dari system Off-Site.

Tabel 4.6 Keuntungan dan Kerugian Sistem Sanitasi Terpusat ( off-site )
Keuntungan
Kerugian
1.    memberikan pelayanan lebih aman, nyaman dan menyeluruh
2.   menampung semua air buangan rumah tangga sehingga pencemaran terhadap saluran drainase dan badan air lainnya serta air tanah dapat dihindari
3.   cocok diterapkan didaerah perkotaan dengan kepadatan penduduk sedang sampai tinggi
4.   tahan lama dikarenakan sistem ini dibuat dengan periode perencanaan tertentu
5.   tidak memerlukan lahan (permukaan) yang luas sebab jaringan pipa ditanam di dalam tanah
1.    biaya investasi pembangunan jaringan sangat tinggi
2.   memerlukan teknologi yang memadai untuk membangun dan memelihara sistem
3.   instalasi lebih rumit sehingga memerlukan perencanaan yang tepat
4.   keuntungan baru bisa dicapai seluruhnya setelah sistem ini dapat dimanfaatkan/digunakan oleh seluruh penduduk di daerah pelayanan
5.   sistem jaringan pipa yang luas memerlukan perencanaan dan pelaksanaan jangka panjang.

Sistem sanitasi Off-Site mempunyai beberapa teknologi yang sering digunakan antara lain :

A.  Sewerage Konvesional
Dalam sistem ini, air buangan akan masuk ke dalam saluran. Sistem jairingan pipa air buangan di pasang mengikuti pola jaringan jalan, guna memudahkan penyambungan ke rumah-rumah atau bangunan-bangunan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan perpipaan dan untuk menghindari pembebasan lahan. Namun pola seperti ini memerlukan biaya yang relatif mahal karena memerlukan perpipaan yang panjang dan pemasangan pipa yang di tanam di tanah memerlukan penggalian dengan kedalaman sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena itu dalam pemeliharaan sistem konvensional ini sebaiknya perlu diperhatikan beberapa faktor yang antara lain Puslitbang Permukiman:
*      Mayoritas penduduk memiliki sambungan air bersih
*      Sistem sanitasi setempat tidak layak untuk digunakan pada daerah tersebut
*      Kemampuan untuk membiayai sewerage dan sebaiknya sistem ini dilengkapi dengan IPAL
*      Apabila memiliki kemiringan 1% dan saluran drainase, sebaiknya sistem ini digabung dengan saluran drainase tersebut

Tabel 4.7 Keuntungan dan Kerugian Sistem Sewerage Konvensional
Keuntungan
Kerugian
1.    Dapat diterapkan baik untuk bangunan yang Sudah dimiliki septik maupun yang belum
1.    biaya kontruksi sangat mahal

2.   Sangat efektif bila dikembangkan sebagai sistem kota keseluruhan karena IPAL yang dibangun hanya satu atau beberapa tergantung tofografi kota
2.   perlu mempersiapkan suprastruktur dan infrastruktur kelembagaan yang secara khusus menangani pembuangan air limbah
3.   dapat diterapkan untuk kepadatan sedang sampai tinggi
4.   pada kawasan perencanaan tidak perlu lagi membangun IPAL karena sudah ada
3.   perlu penyiapan kondisi masyarakat

B.  Shallow Sewers
Shallow sewers adalah sistem riol yang pemasngan pipanya relatif dangkal. Kemiringan dari sistem ini lebih landai dibandingkan dengan Sewerage Convensional. Shallow Sewers sangat tergantung pada pada pembilasan air buangan untuk mengangkut buangan padat jika dibandingkan dengan cara konvensional yang mengandalkan kecepatan untuk membersihkan sendiri (Self cleansing velocity).
Shallow Sewer lebih murah dibandingkan sewerage konvensional dan lebih cocok sebagai sewerage sekunder di daerah kampung dengan kepadatan tinggi dan jalan lingkungan yang kecil dimana tidak dilewati kendaraan yang berat dan sebagian besar penduduk telah memiliki sambungan  air bersih dan jamban pribadi tanpa pembuangan setempat yang memadai. Selain itu sistem ini cocok ditempatkan pada daerah dengan kemiringan 1 %.

Tabel 4.8 Keuntungan dan Kerugian Sistem Shallow Sewers
Keuntungan
Kerugian
1.    Dengan kemiringan  yang kecil, sistem ini dapat berjalan dan kompleksitas sistem pelayanan relatif kecil dibanding sistem konvensional sewerage
2.   Setiap rumah yang dilayani tidak harus memiliki tangki septik yang mengingat jenis buangan  yang diperuntukan adalah limbah padat dan cair.
3.   Dapat diterapkan untuk kepadatan sedang sampai tinggi.
1.   Cakupan pelayanan sangat terbatas, sehingga tidak dapat dikembangkan untuk sistem wilayah kota
2.  Bila dikembangkan untuk sistem perkotaan secara keseluruhan akan mengakibatkan biaya mahal dan tidak efektif karena harus banyak instalasi pengolahan yang dibangun.
3.  Tidak ada reduksi beban organik seperti hal nya pada small bore sewerage, sehingga beban instalasi air limbah cukup tinggi.


C.  Small bore Sewer dengan pengolahan
Small bore Sewer ( SBS ) merupakan sistem yang sesuai untuk memperbaiki sistem sanitasi pada daerah yang mayoritas menggunakan septi tank. SBS akan menampung semua air buangan kecuali lumpur ( tinja) dari tanki septik. Sistem ini juga memiliki keuntungan dan kekurangan, adapun keuntungan dan kekurangan dari sistem ini adalah :

Tabel 4.9 Keuntungan dan kerugian sistem small bore sewer
Keuntungan
Kerugian
1.  Mengurangi kebutuhan air, saluran tidak perlu mengalirkan benda padat sehingga tidak perlu pengelontoran.
2. Mengurangi biaya pengalihan, saluran tidak didesain agar dapat membersihkan sendiri ( self cleaning). Saluran dibangun mengikuti topografi alam, sehingga tidak memerlukan biaya penggalian yang besar.
3. Mengurangi biaya bahan-bahan, aliran puncaknya lebih rendah dibandingkan sewerage conventional karena tangki interseptor dapat diperkecil dimensinya.
4. Mengurangi biaya operasi dan biaya pemeliharaan rutin, untuk mengangkat padatan dari tangki intersektor dan pengelontor saluran dilakukan oleh personil terlatih dengan alat yang sederhana.
5. Mengurangi kebutuhan pengolahan; screening , gritremoval dan primari sedimentation atau kolam anaerobik tidak dibutuhkan pada pengolahan air buangan karena telah dilakukan proses pengolahan pada tangki interseptor.
1.    Cakupan pelayanan sangat terbatas, sehingga tidak dapat dikembangkan untuk sistem wilayah kota.
2.   setiap rumah harus memiliki tanki septik tank.
3.   Bila dikembangkan untuk sistem perkotaan/kawasan perencanaan secara keseluruhan akan mengakibatkan biaya mahal dan tidak efektif karena harus banyak instalasi pengolahan air limbah yang dibangun.


Sistem On-site (Sanitasi setempat)
Sistem setempat adalah sistem dimana pada daerah tersebut tidak ada sistem riol kota, dan air buangan yang dihasilkan ditangani di daerah setempat.






 Gambar 4.6 Penyaluran air Limbah Sistem Setempat

Prasarana pengolahan air limbah sistem ini dibangun di pekarangan atau halaman bangunan pribadi terdiri dari cubluk, tangki septik dan paket pengolahan skala kecil.

Adapun alternatif pengolahan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
1.       Cubluk (pit privy)
Cubluk merupakan sistem pembuangan tinja yang paling sederhana. Terdiri atas lubang yang digali secara manual dengan dilengkapi dinding rembes air yang dibuat dari pasangan batu bata berongga, anyaman bambu dan lain lain (Sugiharto 1987). Cubluk biasanya berbentuk bulat atau kotak, dengan potongan melintang sekitar 0.5-1.0 m2, dengan kedalaman 1-3 m. Hanya sedikit air yang digunakan untuk menggelontorkan tinja ke dalam cubluk. Cubluk ini biasanya di desain untuk waktu 5-10 tahun Beberapa jenis cubluk antara lain:
• Cubluk tunggal
Cubluk tunggal dapat digunakan untuk daerah yang memiliki tinggi muka air tanah > 1 m dari dasar cubluk. Cocok untuk daerah dengan kepadatan < 200 jiwa/ha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar